walknesia.id – Jakarta Biennale 2024 resmi dibuka pada 15 November 2024, membawa tema besar “Kebudayaan Urban: Refleksi, Inovasi, dan Kolaborasi”. Acara seni dua tahunan ini kembali menjadi magnet bagi pecinta seni dan budaya, menghadirkan berbagai karya yang mencerminkan dinamika kehidupan kota besar seperti Jakarta. Dengan lebih dari 200 seniman dari dalam dan luar negeri, Jakarta Biennale kali ini menyuguhkan instalasi seni, pertunjukan, dan diskusi yang berfokus pada hubungan antara masyarakat urban dan kebudayaan modern.
Acara yang berlangsung hingga 31 Desember 2024 ini digelar di berbagai lokasi strategis, termasuk Taman Ismail Marzuki, Museum Nasional, hingga ruang publik seperti stasiun MRT dan taman kota. Warga Jakarta menyambut dengan antusias, memanfaatkan momentum ini untuk menikmati karya seni sekaligus merefleksikan kehidupan perkotaan yang dinamis.
1. Tema “Kebudayaan Urban” yang Relevan
Tema kebudayaan urban dipilih untuk menggambarkan transformasi sosial, budaya, dan teknologi yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Kurator Jakarta Biennale 2024 menjelaskan bahwa tema ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana masyarakat urban menciptakan, memengaruhi, dan merespons kebudayaan di tengah arus globalisasi.
Fokus Utama Tema:
- Teknologi dan Kehidupan Urban:
Bagaimana inovasi teknologi mengubah cara masyarakat berinteraksi dan menciptakan kebudayaan baru. - Ruang Publik sebagai Pusat Ekspresi:
Pemanfaatan ruang publik untuk seni, komunitas, dan kolaborasi masyarakat. - Kesenjangan dan Solidaritas Sosial:
Refleksi tentang bagaimana masyarakat kota menghadapi tantangan seperti kemiskinan, ketimpangan, dan keberagaman.
Karya seni yang ditampilkan meliputi berbagai medium, termasuk instalasi interaktif, seni digital, mural, video art, dan performa teater yang menggambarkan kompleksitas kehidupan urban.
2. Sorotan Jakarta Biennale 2024
Jakarta Biennale 2024 menampilkan berbagai instalasi dan program menarik yang menjadi sorotan publik:
a. Instalasi “Kota Tanpa Batas”
Instalasi ini merupakan hasil kolaborasi seniman lokal dan internasional, menampilkan miniatur kota futuristik yang menggambarkan harmoni antara teknologi, budaya, dan lingkungan. Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan instalasi melalui teknologi augmented reality (AR).
b. Pameran Seni di MRT Jakarta
Untuk pertama kalinya, karya seni Jakarta Biennale dipamerkan di stasiun-stasiun MRT. Penumpang dapat menikmati mural dan seni digital yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat urban, membawa seni lebih dekat ke publik.
c. Diskusi dan Lokakarya
Sejumlah diskusi dan lokakarya diadakan untuk melibatkan komunitas, dengan tema seperti “Seni dan Ruang Publik” dan “Kebudayaan Urban di Era Digital.” Program ini menghadirkan pembicara ternama, mulai dari seniman hingga akademisi.
d. Pertunjukan “Suara Kota”
Pertunjukan kolaboratif ini memadukan musik tradisional dan modern, menghadirkan suara-suara khas Jakarta seperti bunyi klakson, suara kereta, dan musik jalanan dalam sebuah orkestra.
3. Antusiasme Warga Jakarta
Sejak dibuka, Jakarta Biennale 2024 telah menarik ribuan pengunjung dari berbagai latar belakang. Antusiasme terlihat di setiap lokasi pameran, dengan keluarga, anak muda, hingga komunitas seni memadati ruang-ruang pameran.
Siti, seorang pengunjung asal Jakarta Selatan, mengungkapkan kegembiraannya. “Saya sangat menikmati karya seni di MRT. Rasanya seperti seni benar-benar menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.
Bagi seniman lokal, acara ini juga menjadi platform penting untuk memperkenalkan karya mereka kepada audiens yang lebih luas. “Jakarta Biennale adalah kesempatan untuk menunjukkan bagaimana seni dapat mencerminkan kehidupan urban yang kompleks sekaligus merayakan keindahannya,” kata Aditya, seorang seniman mural yang karyanya dipamerkan di Stasiun Bundaran HI.
4. Dampak Positif Jakarta Biennale bagi Kota
Jakarta Biennale 2024 tidak hanya menjadi ajang seni, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi kota dan masyarakat:
a. Meningkatkan Kesadaran akan Seni dan Budaya
Dengan memanfaatkan ruang publik sebagai galeri seni, acara ini membawa seni lebih dekat kepada masyarakat, meningkatkan apresiasi mereka terhadap seni dan budaya.
b. Mendukung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Acara ini menarik wisatawan lokal dan internasional, memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan UMKM di Jakarta, seperti hotel, restoran, dan toko kerajinan.
c. Mendorong Dialog Sosial
Tema kebudayaan urban mendorong masyarakat untuk berdialog tentang isu-isu sosial yang relevan, seperti keberagaman, inklusi, dan tantangan perkotaan.
5. Harapan dan Masa Depan Jakarta Biennale
Dengan kesuksesan Jakarta Biennale 2024, pemerintah dan penyelenggara berharap acara ini dapat menjadi katalis untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat seni dan budaya urban di Asia Tenggara. Ke depan, diharapkan lebih banyak kolaborasi internasional dan inovasi teknologi yang dapat memperkaya pengalaman pengunjung.
“Jakarta Biennale adalah refleksi tentang siapa kita sebagai masyarakat urban. Dengan seni, kita dapat menemukan cara baru untuk memahami dan menciptakan masa depan kota yang lebih baik,” ujar salah satu kurator acara.
Kesimpulan
Jakarta Biennale 2024 dengan tema kebudayaan urban tidak hanya menjadi ajang seni, tetapi juga ruang refleksi dan dialog tentang kehidupan masyarakat perkotaan. Dengan antusiasme warga yang tinggi, acara ini berhasil memperkuat posisi Jakarta sebagai kota yang dinamis dan kaya akan kreativitas.
Melalui perpaduan seni, teknologi, dan budaya, Jakarta Biennale terus membuktikan bahwa seni adalah bagian integral dari kehidupan kota, sekaligus sarana untuk memahami dan merayakan keberagaman masyarakat urban.