Walknesia.id – Dunia politik Indonesia kembali dihebohkan dengan keputusan mengejutkan dari mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode, Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Perindo. Keputusan ini disampaikan langsung oleh tokoh yang akrab disapa TGB tersebut melalui pernyataan resminya pada Kamis (2/11).
Pengunduran diri TGB dari Partai Perindo menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengamat politik. Sebagai salah satu tokoh nasional yang memiliki basis massa kuat di NTB, langkah TGB meninggalkan Perindo dinilai akan memberikan dampak signifikan bagi konstelasi politik, khususnya menjelang momentum politik mendatang.
Dalam pernyataannya, TGB menyampaikan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan yang matang dan evaluasi mendalam terhadap dinamika politik terkini. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Partai Perindo yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkontribusi dalam perpolitikan nasional,” ujar TGB.
Selama bergabung dengan Partai Perindo, TGB dikenal sebagai salah satu kader senior yang aktif menyuarakan gagasan-gagasan pembaharuan dalam tubuh partai. Kiprahnya di Perindo juga diwarnai dengan berbagai program yang membawa dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan dan pendidikan politik.
Meski memutuskan hengkang dari Perindo, TGB menegaskan bahwa dirinya akan tetap aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan dakwah yang selama ini menjadi fokus utamanya. Sebagai ulama dan cendekiawan muslim, TGB memiliki peran penting dalam membina umat dan memberikan pencerahan spiritual kepada masyarakat.
Keputusan TGB meninggalkan Perindo juga menuai tanggapan dari berbagai kalangan. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Ahmad Sofyan, menilai bahwa langkah TGB ini bisa jadi merupakan strategi politik jangka panjang. “TGB adalah tokoh yang memiliki kapasitas dan elektabilitas tinggi. Keputusannya meninggalkan Perindo mungkin adalah bagian dari grand design politik yang lebih besar,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Perindo, Muhammad Yamin, menyatakan menghormati keputusan TGB. “Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi TGB selama bergabung dengan Partai Perindo. Semoga ke depannya TGB dapat terus berkarya untuk bangsa dan negara,” ungkapnya.
Masyarakat NTB, khususnya para pendukung setia TGB, memberikan respons beragam atas keputusan ini. Sebagian besar menyatakan akan tetap mendukung langkah politik TGB ke depannya. “Kami yakin TGB memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan ini. Kami akan tetap mendukung beliau ke manapun arahnya,” ujar Hamzah, salah satu tokoh masyarakat NTB.
Rekam jejak TGB dalam dunia politik Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebelum bergabung dengan Perindo, ia pernah menjabat sebagai Gubernur NTB selama dua periode (2008-2018) dengan berbagai prestasi gemilang. Di bawah kepemimpinannya, NTB mengalami transformasi signifikan dalam berbagai sektor, mulai dari pariwisata, pendidikan, hingga pembangunan infrastruktur.
Keputusan TGB meninggalkan Perindo juga dipandang sebagai sinyal perubahan dalam dinamika politik nasional. Beberapa pengamat memprediksi bahwa langkah ini mungkin akan diikuti oleh sejumlah tokoh politik lainnya, mengingat situasi politik yang semakin dinamis menjelang tahun politik mendatang.
Terlepas dari berbagai spekulasi yang beredar, TGB sendiri menyatakan akan fokus terlebih dahulu pada kegiatan sosial dan pendidikan. “Saat ini, prioritas saya adalah melanjutkan program-program pemberdayaan masyarakat dan pendidikan yang sudah berjalan. Mengenai arah politik ke depan, kita lihat perkembangannya,” tutup TGB dalam pernyataannya.
Kepergian TGB dari Perindo juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan politik di Indonesia, khususnya terkait peran tokoh-tokoh agama dalam kancah perpolitikan nasional. Beberapa kalangan menilai bahwa keputusan TGB ini bisa menjadi preseden bagi tokoh-tokoh serupa yang ingin mengevaluasi kembali afiliasi politik mereka.
Dalam pandangan sejumlah pengamat, keputusan TGB meninggalkan Perindo bukanlah akhir dari perjalanan politiknya. Justru sebaliknya, ini mungkin menjadi awal dari babak baru dalam karier politik TGB yang sudah malang melintang di berbagai posisi strategis. “TGB adalah sosok yang memiliki visi jelas untuk Indonesia. Keputusannya meninggalkan Perindo mungkin justru membuka peluang baru bagi kontribusinya yang lebih besar untuk bangsa,” ujar Prof. Dr. Bambang Widjojanto, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada.