Transformasi PKL Alun-alun Bogor: Dari Semrawut Menuju Night Market yang Tertib

Walknesia.id – Bogor – Pemerintah Kota Bogor meluncurkan program transformasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Alun-alun dengan menghadirkan konsep night market yang lebih tertata dan modern. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya revitalisasi kawasan pusat kota sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Walikota Bogor, dalam sambutannya saat meresmikan uji coba night market, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kajian komprehensif dan dialog intensif dengan berbagai pemangku kepentingan. “Kami ingin menghadirkan solusi yang menguntungkan semua pihak, baik pedagang, pengunjung, maupun warga sekitar Alun-alun,” ujarnya.

Program transformasi ini mengusung konsep zona bertema, di mana PKL akan dikelompokkan berdasarkan jenis dagangan. Zona kuliner ditempatkan di sisi utara, zona fashion dan aksesoris di bagian timur, sementara zona jajanan tradisional dan oleh-oleh khas Bogor berada di sisi selatan Alun-alun.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor mengungkapkan bahwa sebanyak 150 PKL telah terdaftar dalam program ini. “Setiap pedagang mendapatkan tenda seragam, gerobak standar, dan pelatihan manajemen usaha. Kami juga memfasilitasi mereka dengan sistem pembayaran digital untuk mengikuti tren masa kini,” jelasnya.

Dalam fase uji coba yang berlangsung hingga akhir pekan, pemerintah kota menerapkan sejumlah aturan ketat. PKL hanya diperbolehkan berjualan dari pukul 17.00 hingga 23.00 WIB. Setiap pedagang wajib menjaga kebersihan area dagang dan menggunakan peralatan yang telah distandarisasi.

“Tantangan terbesar adalah mengubah mindset pedagang dari yang sebelumnya bebas tanpa aturan menjadi lebih terorganisir,” ungkap Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bogor. Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Dinas Kebersihan, dan pengelola kawasan akan memantau pelaksanaan aturan tersebut.

Respon positif mengalir dari berbagai kalangan. Hadi, salah satu pedagang yang telah berjualan di Alun-alun selama 15 tahun, mengaku optimis dengan konsep baru ini. “Tempatnya lebih bagus, pelanggan juga lebih nyaman. Pendapatan kami bahkan meningkat hampir 40% sejak bergabung dengan night market,” tuturnya.

Pengunjung juga memberikan apresiasi terhadap perubahan yang terjadi. “Sekarang lebih tertata, tidak semrawut seperti dulu. Pilihan makanan dan barang dagangan juga lebih beragam,” kata Sari, pengunjung yang ditemui di lokasi.

Program ini juga melibatkan unsur teknologi dan inovasi. Pemkot Bogor bekerja sama dengan platform digital untuk menghadirkan sistem reservasi tempat dan pemetaan digital lokasi pedagang. “Pengunjung bisa dengan mudah mencari pedagang atau kuliner favorit mereka melalui aplikasi yang kami sediakan,” jelas Kepala Bidang Teknologi Informasi Pemkot Bogor.

Dampak positif transformasi ini juga dirasakan oleh sektor pariwisata. “Alun-alun yang lebih tertata dengan konsep night market menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Ini sejalan dengan visi kami menjadikan Bogor sebagai destinasi wisata yang nyaman dan berbudaya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Bogor.

Ke depan, Pemkot Bogor berencana mengembangkan program ini dengan menambahkan berbagai fasilitas pendukung seperti area bermain anak, panggung hiburan, dan toilet umum yang lebih memadai. “Kami ingin night market ini tidak sekadar tempat jual beli, tapi juga menjadi ruang publik yang nyaman untuk bersosialisasi,” tambah Walikota.

Sementara itu, untuk memastikan keberlanjutan program, Pemkot Bogor telah membentuk tim khusus yang akan melakukan evaluasi berkala. “Kami akan mengadakan pertemuan rutin dengan perwakilan pedagang setiap bulan untuk mendengarkan masukan dan kendala yang dihadapi,” jelas Kepala Bagian Ekonomi Pemkot Bogor. Tim ini juga akan memantau perkembangan omset pedagang dan tingkat kepuasan pengunjung sebagai indikator keberhasilan program.

Lebih jauh, program transformasi ini juga memberikan perhatian khusus pada aspek lingkungan. Setiap pedagang diwajibkan menggunakan kemasan ramah lingkungan dan mengelola sampah dengan baik. “Kami menyediakan tempat sampah terpilah dan bekerja sama dengan bank sampah untuk mendaur ulang limbah yang dihasilkan,” tambah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Keberhasilan program transformasi PKL di Alun-alun Bogor ini diharapkan bisa menjadi model percontohan bagi kota-kota lain dalam menata PKL dengan pendekatan yang humanis dan berkelanjutan.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *