walknesia.id – Banjir besar melanda empat desa di Aceh Barat akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Sungai-sungai yang meluap menggenangi permukiman, merusak rumah-rumah, serta mengganggu aktivitas sehari-hari warga. Keempat desa yang terimbas banjir adalah Desa Suak Raya, Desa Kuta Padang, Desa Leuhan, dan Desa Suak Nie.
Ketinggian air yang mencapai lebih dari satu meter menyebabkan kerusakan parah pada bangunan rumah dan fasilitas umum. Beberapa warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam, sementara beberapa lainnya masih bertahan di tempat yang lebih tinggi. Sebagian besar warga yang mengungsi kini menunggu bantuan dan bantuan darurat dari pemerintah dan lembaga terkait.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat langsung turun tangan mengerahkan tim evakuasi untuk membantu warga yang terjebak banjir. “Kami telah menyiapkan posko pengungsian dan memprioritaskan distribusi bantuan darurat seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan kepada warga yang terkena dampak,” ujar Kepala BPBD Aceh Barat. Selain itu, relawan lokal turut membantu upaya penyaluran bantuan agar lebih efektif dan cepat sampai ke tangan korban.
Sungai-sungai yang meluap akibat curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama terjadinya banjir. Meskipun hujan mulai reda, BPBD Aceh Barat mengingatkan bahwa potensi banjir masih ada, mengingat aliran sungai yang belum normal. Mereka terus memantau kondisi cuaca dan ketinggian air di beberapa titik rawan banjir. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari pihak berwenang.
Selain dampak sosial yang ditimbulkan, banjir juga mengancam sektor pertanian di daerah ini. Banyak petani yang khawatir atas kerugian yang dialami karena lahan pertanian mereka tergenang air, yang dapat merusak hasil panen. Pemerintah setempat telah berencana untuk memberikan bantuan kepada petani yang terdampak agar mereka bisa kembali beraktivitas dan memperbaiki kerugian yang dialami.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh BPBD Aceh Barat adalah masalah aksesibilitas. Banjir menyebabkan beberapa jalur transportasi terputus, sehingga menyulitkan tim penyelamat untuk bergerak cepat ke daerah yang lebih terpencil. Beberapa jembatan dan jalan rusak akibat terjangan air bah, mempersulit upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
Pemerintah daerah dan pihak BPBD berjanji untuk terus meningkatkan koordinasi agar bantuan sampai ke tempat yang tepat. Peningkatan sistem mitigasi bencana menjadi topik utama yang dibahas pasca-bencana, dengan fokus pada pencegahan banjir di masa mendatang. Ke depannya, diharapkan dengan adanya perbaikan infrastruktur pengendalian banjir, Aceh Barat bisa mengurangi dampak buruk dari bencana serupa.