Walknesia.id – Kehamilan di luar kandungan, atau yang dikenal sebagai kehamilan ektopik, adalah kondisi serius yang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berhasil menempel di dalam rahim. Sebaliknya, sel telur menempel di lokasi lain, seperti tuba falopi, leher rahim, atau bahkan rongga perut. Kehamilan ektopik tidak dapat berlanjut secara normal dan memerlukan penanganan medis segera untuk menghindari komplikasi yang mengancam jiwa.
Memahami penyebab kehamilan di luar kandungan adalah langkah penting untuk mencegah dan mengidentifikasi kondisi ini lebih awal. Sehingga kita dapat mengambil keputusan atau sedikitnya dapat mengantisipasi hal apa yang akan terjadi selanjutnya dan meminimalisir segala hal buruk yang mungkin akan terjadi. Berikut adalah tujuh faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
1. Riwayat Penyakit Radang Panggul (PID)
Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang organ reproduksi wanita, termasuk rahim, ovarium, dan tuba falopi. Infeksi ini dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba falopi, sehingga menghambat perjalanan sel telur menuju rahim.
Tips Pencegahan:
- Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
- Hindari infeksi menular seksual dengan praktik hubungan seksual yang aman.
2. Riwayat Kehamilan Ektopik Sebelumnya
Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya kerusakan atau jaringan parut pada tuba falopi akibat kehamilan ektopik sebelumnya.
Tips Pencegahan:
- Diskusikan riwayat kehamilan Anda dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan berikutnya.
3. Operasi pada Tuba Falopi
Prosedur bedah yang melibatkan tuba falopi, seperti operasi untuk mengangkat jaringan parut atau memperbaiki tuba yang rusak, dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Jaringan parut pascaoperasi dapat menghambat pergerakan sel telur.
4. Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (IUD)
Meskipun jarang, ada kemungkinan kecil terjadinya kehamilan saat menggunakan IUD, dan dalam kasus tersebut, risiko kehamilan ektopik menjadi lebih tinggi.
Tips Pencegahan:
- Pastikan IUD dipasang oleh tenaga medis yang terlatih.
5. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada organ reproduksi, sehingga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Tips Pencegahan:
- Gunakan kondom untuk mencegah IMS.
- Segera obati infeksi untuk mengurangi komplikasi lebih lanjut.
6. Merokok
Merokok dapat memengaruhi fungsi tuba falopi dan kemampuan sel telur untuk berpindah ke rahim. Nikotin juga dapat merusak lapisan tuba falopi, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Tips Pencegahan:
- Berhenti merokok sebelum merencanakan kehamilan.
7. Usia dan Fertilitas
Wanita berusia di atas 35 tahun yang mengalami gangguan kesuburan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik. Hal ini karena faktor usia dan kemungkinan adanya kerusakan pada sistem reproduksi.
Tips Pencegahan:
- Konsultasikan dengan spesialis kesuburan jika mengalami kesulitan hamil.
Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik dapat menunjukkan gejala berikut:
- Nyeri tajam atau menusuk di perut bagian bawah.
- Pendarahan vagina yang tidak normal.
- Pusing atau lemas yang ekstrem.
- Nyeri di area bahu (tanda adanya perdarahan dalam).
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter untuk evaluasi medis lebih lanjut.
Kesimpulan
Kehamilan di luar kandungan adalah kondisi yang membutuhkan perhatian segera. Dengan mengenali penyebab utama seperti riwayat penyakit radang panggul, operasi tuba falopi, dan kebiasaan merokok, Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin, terutama jika Anda berencana untuk hamil.