Terlalu Lama di Toilet saat BAB? Waspada, Ini Bisa Menjadi Gejala Kanker Usus

Walknesia.id – Duduk terlalu lama di toilet saat buang air besar (BAB) mungkin terdengar sepele, namun para dokter memperingatkan bahwa kebiasaan ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius, termasuk kanker usus. Banyak orang menghabiskan waktu berlebihan di toilet, baik karena susah BAB atau sekadar membaca ponsel, tanpa menyadari risiko yang mengintai.

Mengapa Durasi BAB yang Lama Bisa Menjadi Masalah?

Saat seseorang mengalami kesulitan untuk BAB dan menghabiskan waktu lama di toilet, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pencernaan. Salah satu penyebab utamanya adalah konstipasi kronis, yang sering kali diabaikan. Namun, jika konstipasi ini terus terjadi dan tidak kunjung membaik, ini bisa menjadi indikasi awal adanya tumor atau kanker usus. Oleh sebab itu penanganan harus dilakukan lebih cepat demi menanggulangi hal yang tidak diinginkan.

Kanker usus sering kali dimulai dengan pertumbuhan polip kecil di dalam usus besar. Polip ini tidak berbahaya pada awalnya, tetapi seiring waktu bisa berubah menjadi kanker. Jika Anda sering merasa kesulitan BAB, merasakan nyeri, atau melihat darah pada tinja, segera konsultasikan dengan dokter. Gejala-gejala ini tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda awal kanker usus. Meski kadang dianggap sebagai hal biasa, namun bisa jadi efek yang diberikan sangat fatal bagi tubuh kita.

Faktor Risiko Kanker Usus

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus, di antaranya:

  1. Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak, seperti makanan cepat saji, dapat memperburuk kesehatan usus.
  2. Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang minim aktivitas fisik dapat memperlambat pergerakan usus, sehingga menyebabkan konstipasi.
  3. Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah terkena kanker usus, risiko Anda untuk mengidap penyakit ini juga meningkat. Karena menurut penelitian ternyata kanker usus memiliki resiko untuk menurunkan kepada anak atau keturunan yang lain.
  4. Usia: Risiko kanker usus meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Untuk mencegah risiko kanker usus, penting bagi Anda untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan:

  • Konsumsi Makanan Tinggi Serat: Buah, sayur, dan biji-bijian dapat membantu memperlancar proses pencernaan dan mengurangi risiko konstipasi.
  • Aktif Bergerak: Olahraga rutin, seperti berjalan kaki atau bersepeda, bisa membantu meningkatkan pergerakan usus. Usahakan juga melakukan olahraga angkat beban untuk menambah otot pinggul anda sehingga memudahkan dalam melakukan BAB.
  • Minum Air yang Cukup: Pastikan Anda minum minimal 8 gelas air setiap hari untuk membantu melunakkan tinja dan memperlancar BAB. Minum air dalam jumlah banyak juga memberikan efek yang baik bagi kulit seperti melembutkan dan membuang darah kotor.
  • Perhatikan Durasi di Toilet: Jika Anda merasa butuh waktu lebih dari 10 menit untuk BAB, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri perut yang tidak kunjung hilang, perubahan kebiasaan BAB, darah pada tinja, atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Deteksi dini kanker usus dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.

Menghabiskan waktu terlalu lama di toilet mungkin tampak biasa, tetapi jika hal ini menjadi kebiasaan, sebaiknya waspadai tanda-tanda yang muncul. Ingat, kesehatan usus Anda sangat penting dan perlu dijaga agar terhindar dari penyakit serius seperti kanker usus.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *