Walknesia.id – Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti ginjal, tulang, dan otak. TBC dapat menular melalui udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara, dan bakteri tersebut terhirup oleh orang lain. Meski dikenal sebagai penyakit yang menular, TBC memiliki faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terinfeksi. Artikel ini akan membahas penyebab dan faktor risiko utama dari penyakit TBC yang penting untuk dipahami.
Penyebab Utama TBC
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang masuk ke dalam tubuh melalui udara yang terkontaminasi. Seseorang bisa terinfeksi bakteri ini jika menghirup partikel udara yang mengandung bakteri dari penderita TBC aktif. Namun, tidak semua orang yang terpapar bakteri TBC akan langsung sakit. Seseorang bisa memiliki bakteri TBC di dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala. Kondisi ini disebut dengan TBC laten, di mana bakteri tersebut “tidur” dan tidak menimbulkan gejala.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena TBC
- Sistem Imun yang Lemah Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC aktif. Misalnya, orang yang hidup dengan HIV/AIDS, pasien yang menjalani kemoterapi, atau individu yang mengonsumsi obat imunosupresan untuk penyakit autoimun.
- Kontak Dekat dengan Penderita TBC Orang yang tinggal atau berinteraksi dalam jangka waktu lama dengan penderita TBC aktif memiliki risiko lebih besar untuk tertular. Misalnya, anggota keluarga, teman sekamar, atau rekan kerja yang berada di sekitar penderita TBC akan lebih rentan terhadap penularan, terutama jika tidak ada tindakan pencegahan yang memadai.
- Kondisi Lingkungan yang Padat dan Kurang Ventilasi Lingkungan yang padat penduduk dan kurang ventilasi udara, seperti asrama, penjara, atau panti sosial, meningkatkan risiko penularan TBC. Di tempat-tempat seperti ini, bakteri TBC bisa bertahan lebih lama di udara sehingga orang yang berada di lingkungan tersebut lebih berisiko untuk terinfeksi.
- Malnutrisi Gizi yang buruk atau malnutrisi melemahkan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi, termasuk TBC. Malnutrisi menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri, dan ini terutama berisiko pada anak-anak dan orang lanjut usia yang kurang asupan nutrisinya.
- Penggunaan Obat Terlarang dan Kebiasaan Merokok Penggunaan obat-obatan terlarang serta kebiasaan merokok dapat merusak sistem pernapasan dan kekebalan tubuh. Merokok dapat merusak jaringan paru-paru sehingga membuatnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Gejala Utama TBC yang Perlu Diwaspadai
Seseorang yang terkena TBC aktif biasanya menunjukkan gejala seperti batuk berdahak selama lebih dari dua minggu, demam terutama pada malam hari, berkeringat di malam hari, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, dan mudah lelah. Batuk yang terjadi pada penderita TBC aktif biasanya mengeluarkan dahak yang mengandung darah. Jika mengalami gejala-gejala ini, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Pencegahan TBC
Untuk mencegah penyebaran TBC, menjaga kebersihan dan kesehatan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) biasanya diberikan pada bayi untuk melindungi dari infeksi TBC. Selain itu, memperbaiki sirkulasi udara di dalam ruangan, mengenakan masker saat di sekitar penderita, dan menjaga imunitas tubuh dengan nutrisi yang baik dapat membantu mencegah penularan TBC. Penderita TBC aktif juga dianjurkan untuk menjalani pengobatan secara tuntas agar tidak menularkan bakteri ke orang lain.
Kesimpulan
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski siapa saja bisa terinfeksi, ada faktor-faktor tertentu yang membuat seseorang lebih rentan terhadap TBC aktif. Memahami penyebab dan faktor risiko TBC dapat membantu kita lebih waspada terhadap penyakit ini. Dengan menjaga gaya hidup sehat dan memperhatikan lingkungan, risiko tertular TBC dapat diminimalkan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala TBC, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.