Walknesia.id – Penyakit demam berdarah dan campak adalah dua penyakit yang sering kali menimbulkan gejala berupa bintik atau ruam merah di kulit. Kedua penyakit ini memang memiliki beberapa gejala yang mirip, tetapi sebenarnya berasal dari penyebab yang berbeda dan memiliki karakteristik bintik yang berbeda pula. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai perbedaan bintik pada demam berdarah dan campak.
1. Penyebab Penyakit
Perbedaan utama antara demam berdarah dan campak adalah penyebab dari masing-masing penyakit ini. Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sementara itu, campak disebabkan oleh virus campak (measles) yang sangat menular dan bisa menyebar melalui udara, misalnya lewat batuk atau bersin.
Pada demam berdarah, virus menyerang pembuluh darah kecil yang menyebabkan kebocoran cairan, sedangkan virus campak menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan pada seluruh tubuh.
2. Ciri-Ciri Bintik atau Ruam
Bintik yang muncul pada demam berdarah dan campak memiliki karakteristik yang berbeda dan bisa dikenali dari penampilannya di kulit.
- Bintik Demam Berdarah: Pada penderita demam berdarah, bintik merah yang muncul biasanya tidak terasa gatal dan tidak menonjol di permukaan kulit. Jika bintik tidak hilang atau berubah warna saat ditekan, kemungkinan besar itu adalah petekie.
- Bintik Campak: Bintik yang muncul pada campak umumnya terasa gatal dan mulai muncul dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Bintik pada campak cenderung lebih besar daripada petekie pada demam berdarah, dan dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh dalam hitungan hari.
3. Gejala Penyerta
Selain bintik atau ruam, demam berdarah dan campak memiliki gejala penyerta yang berbeda yang bisa membantu dalam membedakan keduanya.
- Gejala Demam Berdarah: Demam berdarah biasanya disertai dengan demam tinggi yang mendadak, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, serta sakit kepala yang parah. Gejala lain yang bisa muncul adalah mual, muntah, serta tubuh terasa sangat lelah.
- Gejala Campak: Gejala campak diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celsius, disertai dengan pilek, batuk kering, dan mata merah atau berair. Gejala khas campak adalah munculnya bercak putih kecil di dalam mulut yang dikenal sebagai bintik Koplik, sebelum akhirnya bintik merah menyebar ke seluruh tubuh.
4. Perkembangan dan Durasi Penyakit
Durasi dari masing-masing penyakit ini juga berbeda.
- Demam Berdarah: Demam berdarah memiliki fase-fase yang jelas, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Fase demam berlangsung selama 2-7 hari di mana penderita mengalami demam tinggi. Fase kritis terjadi pada hari ke-4 hingga hari ke-5 ketika demam mulai turun, tetapi risiko komplikasi meningkat karena kebocoran plasma darah. Setelah fase kritis, penderita masuk ke fase penyembuhan.
- Campak: Sementara itu, campak memiliki durasi penyakit yang lebih panjang. Gejala awal biasanya muncul 10-12 hari setelah terpapar virus. Bintik merah pada campak mulai muncul sekitar 3-5 hari setelah demam pertama kali muncul, dan biasanya berlangsung selama satu minggu sebelum mulai memudar.
5. Cara Pencegahan
- Demam Berdarah: Pencegahan utama terhadap demam berdarah adalah menghindari gigitan nyamuk, terutama di area yang rawan wabah. Langkah-langkah seperti membersihkan lingkungan, menutup wadah air, dan menggunakan obat nyamuk sangat disarankan. Vaksin dengue juga tersedia di beberapa negara untuk membantu mengurangi risiko infeksi.
- Campak: Pencegahan terhadap campak dilakukan dengan vaksinasi campak yang umumnya diberikan pada anak-anak sebagai bagian dari vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin ini sangat efektif dalam melindungi anak-anak dan orang dewasa dari virus campak dan telah terbukti menurunkan angka infeksi di berbagai negara.
Kesimpulan
Mengetahui perbedaan antara bintik demam berdarah dan campak sangat penting agar Anda dapat segera mencari bantuan medis yang sesuai. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mirip dengan kedua penyakit ini, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan.