Peningkatan Kerjasama Dagang: Inggris Mencari Mitra Baru Pascakepergian dari Uni Eropa

walknesia.id – Setelah Inggris secara resmi keluar dari Uni Eropa melalui Brexit, negara ini menghadapi tantangan besar dalam menjaga hubungan perdagangan yang menguntungkan. Keluarnya Inggris dari pasar tunggal UE memaksa negara tersebut untuk mencari mitra dagang baru dan memperkuat aliansi dengan negara-negara di luar blok Eropa. Meskipun proses perpisahan menimbulkan ketidakpastian dalam jangka pendek, Inggris kini memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi perjanjian perdagangan yang lebih fleksibel dan berfokus pada kepentingan ekonomi nasional.

Mengatasi Dampak Brexit pada Perdagangan

Sebelum Brexit, Inggris menikmati akses bebas tarif ke pasar Uni Eropa, yang merupakan salah satu tujuan ekspor terbesar bagi barang dan layanan Inggris. Namun, setelah keluar dari UE, Inggris tidak lagi menjadi bagian dari kesepakatan perdagangan bebas ini. Hal ini menyebabkan timbulnya hambatan baru berupa tarif impor, bea cukai yang lebih rumit, dan pembatasan pergerakan barang dan jasa antara Inggris dan negara-negara Uni Eropa.

Tantangan ini memaksa Inggris untuk merancang kebijakan luar negeri dan perdagangannya sendiri, dengan fokus pada pencarian mitra dagang baru serta memperkuat hubungan yang sudah ada dengan negara-negara non-UE. Dalam konteks ini, Inggris harus menavigasi pasar global dengan lebih mandiri, mencari peluang di kawasan-kawasan yang mungkin sebelumnya terabaikan dalam kerangka kerja UE.

Strategi Inggris: Diversifikasi Pasar dan Perjanjian Perdagangan Bilateral

Pascakepergian dari Uni Eropa, Inggris berusaha memperluas hubungan perdagangan dengan negara-negara di luar UE, terutama dengan negara-negara yang memiliki potensi pasar besar dan relevansi strategis. Pemerintah Inggris telah berfokus pada pembentukan perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara, baik di kawasan Eropa, Asia, Amerika Utara, hingga Pasifik. Beberapa langkah konkret yang diambil Inggris antara lain:

1. Perjanjian Perdagangan dengan Negara-Negara Utama

Sejak keluar dari Uni Eropa, Inggris telah mengalihkan fokusnya pada penyelesaian kesepakatan perdagangan dengan negara-negara utama. Salah satu pencapaian penting adalah penandatanganan perjanjian dengan negara-negara seperti Jepang, Australia, dan Kanada. Perjanjian perdagangan Inggris-Jepang, yang mulai berlaku pada tahun 2021, misalnya, memberikan akses yang lebih baik bagi Inggris ke pasar Jepang yang bernilai £15 miliar, dengan menghilangkan sebagian besar tarif dan pembatasan yang sebelumnya diterapkan oleh UE.

Selain itu, perjanjian dengan Australia membuka peluang besar bagi Inggris untuk meningkatkan ekspor barang dan jasa, termasuk produk pertanian dan barang konsumen. Hal ini penting untuk diversifikasi ekonomi Inggris yang sebelumnya sangat bergantung pada pasar Uni Eropa.

2. Peran Perjanjian Perdagangan Global (CPTPP)

Selain kesepakatan bilateral, Inggris juga bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), sebuah aliansi perdagangan yang mencakup negara-negara di kawasan Asia-Pasifik seperti Jepang, Kanada, Malaysia, dan Australia. Dengan bergabung dalam CPTPP, Inggris berusaha memperluas akses ke pasar yang sedang berkembang pesat ini, yang mencakup lebih dari 13% dari produk domestik bruto global.

Keanggotaan dalam CPTPP memungkinkan Inggris untuk mendapatkan tarif yang lebih rendah dan mengakses pasar yang sangat dinamis, serta membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Inggris di sektor-sektor seperti teknologi, manufaktur, dan layanan keuangan.

3. Perjanjian Perdagangan dengan Amerika Serikat

Meskipun belum sepenuhnya terwujud, hubungan perdagangan antara Inggris dan Amerika Serikat dipandang sebagai salah satu peluang terbesar setelah Brexit. Sebagai dua ekonomi terbesar dunia, Inggris dan AS memiliki banyak area untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Perundingan mengenai free trade agreement (FTA) dengan AS telah menjadi prioritas bagi pemerintah Inggris, meskipun kompleksitas politik dan regulasi di kedua negara menjadikan kesepakatan ini lebih menantang. Namun, jika tercapai, kesepakatan ini dapat memperkuat hubungan perdagangan yang sangat penting bagi kedua negara, terutama di sektor teknologi, energi, dan keuangan.

4. Penguatan Hubungan dengan Negara-negara Eropa Non-UE

Meski keluar dari Uni Eropa, Inggris juga berusaha untuk memperkuat kerjasama dengan negara-negara Eropa yang bukan anggota UE. Beberapa negara seperti Norwegia, Swiss, dan Islandia telah menjadi mitra penting bagi Inggris dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan barang dan jasa, serta kerjasama di bidang teknologi dan inovasi. Perjanjian dengan negara-negara ini memastikan bahwa Inggris tetap memiliki akses pasar Eropa yang lebih luas, meskipun tidak lagi bagian dari Uni Eropa.

Tantangan dalam Mencari Mitra Baru

Walaupun Inggris memiliki banyak peluang untuk memperkuat hubungan dagang pasca-Brexit, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi:

  1. Keterbatasan dalam Negosiasi dengan Negara-negara UE
    Salah satu tantangan terbesar adalah terbatasnya ruang untuk bernegosiasi ulang dengan negara-negara Uni Eropa, yang masih menjadi mitra dagang utama Inggris. Proses ini memerlukan kesepakatan yang lebih rumit karena Inggris harus mengatasi hambatan administratif baru dan membangun kembali kepercayaan setelah berpisah dari blok tersebut.
  2. Persaingan Global yang Ketat
    Negara-negara lain, seperti China dan India, juga aktif mencari peluang untuk menandatangani perjanjian perdagangan dengan negara-negara besar. Inggris harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik perhatian mitra dagang utama.
  3. Ketidakpastian Ekonomi Global
    Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, terutama dengan ketegangan perdagangan internasional dan dampak pandemi COVID-19, menjadi faktor penghambat. Inggris harus menjaga kestabilan ekonomi domestiknya agar tetap menarik bagi mitra dagang baru.

Kesimpulan: Menuju Era Baru dalam Perdagangan Global

Meskipun Brexit membawa tantangan besar bagi Inggris dalam mempertahankan akses pasar Eropa, peluang untuk mencari mitra dagang baru memberikan dorongan positif bagi ekonomi Inggris. Dengan fokus pada perjanjian perdagangan bebas dan penguatan hubungan dengan negara-negara utama, Inggris sedang membangun kembali posisinya sebagai kekuatan perdagangan global yang mandiri.

Pendekatan yang lebih fleksibel, didorong oleh kemajuan teknologi dan perubahan dalam ekonomi global, memungkinkan Inggris untuk mengeksplorasi kerjasama yang lebih strategis dan memperluas jaringan perdagangannya. Dalam menghadapi era pasca-Brexit, Inggris jelas siap untuk menavigasi tantangan ini dan meraih manfaat dari potensi pasar global yang semakin terhubung.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *