walknesia.id – Kesehatan mental telah menjadi salah satu isu utama dalam kebijakan sosial di Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada 2020 menyoroti dengan tajam masalah kesehatan mental yang telah lama terlupakan, mengungkapkan betapa banyak individu yang berjuang dengan kondisi seperti kecemasan, depresi, dan stres. Di Inggris, meskipun masalah kesehatan mental bukanlah isu baru, meningkatnya kasus gangguan mental yang tercatat selama pandemi memperburuk situasi dan mempercepat kebutuhan akan intervensi.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, pemerintah Inggris mulai mengubah pendekatan mereka terhadap masalah ini. Namun, meskipun ada upaya yang signifikan, krisis kesehatan mental tetap menjadi tantangan besar yang memerlukan lebih banyak perhatian dan investasi dalam jangka panjang.
Mengapa Kesehatan Mental Menjadi Isu Kritis di Inggris?
Sebelum pandemi, sekitar satu dari enam orang dewasa di Inggris dilaporkan mengalami masalah kesehatan mental, menurut data dari NHS Digital. Tetapi setelah COVID-19, angka ini meningkat drastis. Laporan dari Mental Health Foundation menyatakan bahwa hampir 60% orang dewasa mengalami gejala kecemasan atau depresi yang lebih parah selama dan setelah pandemi. Pemutusan hubungan sosial, ketidakpastian ekonomi, dan peningkatan stres akibat pekerjaan atau masalah keluarga menjadi faktor-faktor utama yang memperburuk kesehatan mental di masyarakat.
Di kalangan anak muda, masalah kesehatan mental juga semakin mengkhawatirkan. Menurut data dari YoungMinds, sekitar 1 dari 6 remaja di Inggris mengalami masalah kesehatan mental yang signifikan, dengan kecemasan dan depresi menjadi gangguan yang paling umum.
Apa yang Dilakukan Pemerintah Inggris?
Pemerintah Inggris mengakui pentingnya isu kesehatan mental dan telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampaknya serta menyediakan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan mental. Beberapa kebijakan utama yang telah diperkenalkan atau diperkuat meliputi:
1. Mental Health Bill (Rancangan Undang-Undang Kesehatan Mental)
Pada tahun 2021, pemerintah Inggris mengumumkan rencana untuk mereformasi Mental Health Act yang telah lama berlaku. Undang-Undang ini mengatur prosedur perawatan untuk individu yang mengalami gangguan mental berat, dan perubahan tersebut bertujuan untuk memberikan lebih banyak kontrol kepada pasien atas perawatan mereka, serta mengurangi diskriminasi terhadap mereka yang memiliki gangguan mental.
Reformasi ini juga menyasar perlindungan terhadap hak-hak individu, terutama untuk orang-orang dari kelompok minoritas yang sering kali terstigma atau diperlakukan tidak adil dalam sistem perawatan kesehatan mental. Dengan fokus pada “peningkatan pengalaman pasien,” perubahan ini diharapkan bisa memperbaiki kesenjangan dalam perawatan kesehatan mental, terutama di kalangan kelompok yang rentan.
2. Investasi dalam Layanan Kesehatan Mental
Pemerintah Inggris berkomitmen untuk meningkatkan pendanaan untuk layanan kesehatan mental. Pada tahun 2021, pemerintah mengumumkan paket investasi sebesar £500 juta untuk mendanai layanan kesehatan mental di Inggris. Dana ini difokuskan pada peningkatan akses ke terapi dan dukungan bagi individu yang membutuhkan perawatan psikologis. Ini termasuk layanan terapi berbasis komunitas yang bertujuan untuk memberi lebih banyak pilihan kepada orang-orang yang tidak bisa mengakses perawatan rumah sakit.
Pemerintah juga berencana untuk merekrut lebih banyak tenaga profesional di bidang kesehatan mental, seperti psikolog dan pekerja sosial, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perawatan yang tersedia di seluruh negeri.
3. Mental Health Support in Schools
Sebagai bagian dari usaha untuk menangani masalah kesehatan mental sejak dini, pemerintah Inggris telah mengimplementasikan program dukungan kesehatan mental di sekolah-sekolah. Melalui “Green Paper” yang diterbitkan pada 2017, pemerintah merancang kebijakan untuk memberikan akses yang lebih baik bagi anak-anak dan remaja untuk mendapatkan dukungan kesehatan mental. Salah satu inisiatif utamanya adalah pembentukan “Mental Health Support Teams” (MHSTs) yang bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mendukung anak-anak yang menghadapi masalah emosional atau psikologis.
Selain itu, dengan semakin banyaknya laporan tentang tekanan mental yang dihadapi oleh pelajar, terutama dalam ujian dan transisi ke dunia kerja, pemerintah juga memperkenalkan program pelatihan untuk staf sekolah untuk mengenali gejala gangguan kesehatan mental di kalangan pelajar dan memberikan dukungan yang lebih awal.
4. Akses Lebih Mudah ke Terapi dan Dukungan
Di sektor kesehatan, pemerintah Inggris terus meningkatkan akses ke terapi psikologis melalui layanan NHS. Salah satu inisiatif terpenting adalah IAPT (Improving Access to Psychological Therapies), yang bertujuan untuk memberikan akses mudah bagi orang dewasa yang mengalami kecemasan dan depresi untuk mendapatkan perawatan dengan menggunakan terapi berbasis bukti, seperti terapi perilaku kognitif (CBT).
Selain itu, teleterapi atau terapi jarak jauh semakin menjadi pilihan yang lebih populer. NHS telah memperluas layanan terapi online, yang memungkinkan individu untuk mendapatkan dukungan psikologis dari kenyamanan rumah mereka, tanpa harus menunggu dalam antrian panjang.
5. Kampanye Kesadaran dan Stigma
Pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah juga berfokus pada mengurangi stigma seputar masalah kesehatan mental melalui kampanye kesadaran. Salah satu yang paling terkenal adalah kampanye “Time to Change” yang bekerja untuk mengubah sikap masyarakat terhadap orang yang memiliki masalah kesehatan mental. Kampanye ini mencakup iklan media, pelatihan bagi pengusaha, dan mendukung individu untuk berbicara tentang masalah mental mereka tanpa rasa malu.
Tantangan yang Masih Dihadapi
Meski banyak langkah positif telah diambil, tantangan besar masih ada. Salah satu masalah utama adalah antrian panjang untuk mendapatkan perawatan kesehatan mental. Banyak individu yang perlu menunggu berbulan-bulan untuk menerima terapi atau dukungan yang mereka butuhkan. Selain itu, meskipun ada investasi, akses ke layanan tetap tidak merata, terutama di wilayah pedesaan atau daerah dengan pendapatan lebih rendah.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang tenaga kerja di sektor ini, di mana kekurangan psikolog, psikiater, dan pekerja sosial sangat terasa. Kurangnya dukungan yang tepat waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih parah, yang pada akhirnya meningkatkan beban pada sistem perawatan kesehatan.
Kesimpulan
Pemerintah Inggris telah melakukan langkah-langkah signifikan untuk menangani krisis kesehatan mental yang melanda masyarakat, baik dari segi kebijakan, pendanaan, maupun kampanye kesadaran. Namun, meskipun ada banyak perbaikan, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap orang yang membutuhkan dukungan kesehatan mental dapat mengaksesnya dengan cepat dan mudah. Ke depannya, penting bagi Inggris untuk terus berinvestasi dalam infrastruktur kesehatan mental, serta memastikan bahwa isu ini tetap menjadi prioritas di tingkat nasional.