
walknesia.id – Houthi Yaman mengecam keras rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berusaha untuk mengambil alih Gaza sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya terkait dengan konflik Palestina-Israel. Keputusan tersebut telah memicu reaksi negatif tidak hanya dari negara-negara Arab tetapi juga dari kelompok-kelompok lain yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Rencana Trump yang Kontroversial
Rencana yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abad Ini” ini bertujuan untuk memperkenalkan solusi dua negara, namun dengan sejumlah ketentuan yang dianggap menguntungkan Israel. Salah satu klaim yang paling kontroversial adalah pengakuan atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang telah menimbulkan kemarahan di seluruh dunia Muslim, termasuk kelompok Houthi di Yaman.
Tanggapan Houthi terhadap Rencana tersebut
Kelompok Houthi, yang telah terlibat dalam perang saudara di Yaman sejak 2014, menegaskan bahwa setiap upaya untuk mengubah status Gaza atau menghalangi hak-hak rakyat Palestina akan ditentang keras. Mereka mengingatkan bahwa Palestina adalah masalah utama bagi umat Islam, dan tidak ada satu negara pun yang berhak mengambil keputusan sepihak tentang nasib wilayah tersebut.
Reaksi Dunia Arab dan Internasional
Selain Houthi, banyak negara di dunia Arab, termasuk Yordania, Mesir, dan negara-negara Teluk lainnya, juga menyuarakan penentangannya terhadap rencana Trump. Mereka menekankan pentingnya hak-hak Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri dan menuntut solusi berdasarkan resolusi internasional yang adil dan seimbang.
Pengaruh terhadap Konflik Yaman
Tanggapan Houthi ini juga mencerminkan situasi yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, termasuk konflik yang sedang berlangsung di Yaman. Para pemimpin Houthi menggunakan isu Palestina untuk memperkuat posisi mereka di dalam negeri, menggalang dukungan rakyat Yaman serta mengalihkan perhatian dari perjuangan mereka melawan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Kesimpulan
Sikap tegas yang diambil oleh kelompok Houthi terhadap rencana Trump ini menunjukkan bagaimana isu Palestina tetap menjadi titik fokus utama dalam politik dunia Arab. Meski rencana tersebut telah dikritik, namun belum ada solusi konkret yang dapat diterima oleh semua pihak, yang berarti konflik ini kemungkinan besar akan terus berlanjut.